New Status
Assalamualaikum Selamat Datang di Blog ^RISHA OCTARINA^. Follow My Blog ^rishaocta.blogspot.com^. Follow My Twitter ^@ichaichaiii^. Follow My YM ^risha_octarina@yahoo.co.id^ Terimakasih Wassalamualaikum

Jumat, 13 Desember 2013

Pembelajaran Konsumen (Part 3)

v  APLIKASI STRATEGIS PENGKONDISI KLASIK
·         Pengulangan
Pengulangan meningkatkan kekuatan asosiasi dan memperlambat lupa tapi seiring waktu dapat mengakibatkan wearout iklan. Variasi kosmetik mengurangi kejenuhan. Efek conditioning akan meningkat setelah pengulangan beberapa kali. Hanya saja ada teori yang disebut dengan three hit theory, yang mengatakan bahwa pengulangan diatas tiga kali tidak akan menghasilakn efek conditioning, namun justru akan mnegakibatkan advertising wearout atau kejenuhan dan menyebabkan hilangnya efek conditioning.
·         Stimulus Generalisasi
Ketidakmampuan untuk memahami perbedaan antara rangsangan sedikit berbeda. Generalisasi stimulus menjelaskan alasan berbagai produk tiruan (me too) sukses di pasaran. Stimulus generalization berhubungan dengan kecenderungan stimulus-stimulus yang berupa stimulus yang dikondisikan dan ditampilkan untuk menghasilkan respons yang serupa pula.
·         Stimulus Diskriminasi
Dalam tugas-tugas diskriminatif pada pengkondisian instrumental, subyek dicoba untuk mempertimbangkan apakah ia membuat respon atau tidak. Bila subyek membuat respon, maka subyek melakukan generalisasi stimulus. Jika subyek tidak membuat respon maka ia membuat diskriminasi stimulus. Stimulus discrimination terjadi billa stimulus yang serupa denganstimulus yang dikondisikan tidak diikuti oleh stimulus yang tidak dikondisikan.

v  TEORI THREE-HIT
Pengulangan adalah dasar untuk gagasan bahwa tiga eksposur untuk iklan diperlukan untuk iklan yang akan efektif. Jumlah pengulangan sebenarnya sama dengan tiga eksposur dipertanyakan.

v  GENERALISASI STIMULUS DAN PEMASARAN
 ·         Perluasan lini, bentuk, dan golongan produk
Para pemasar tidak hanya menawarkan perluasan lini produk yang mencakup ukuran yang berbeda, warna yang berbeda, bahkan rasa yang berbeda (contoh: indomie yang dulu hanya mempunyai rasa ayam bawang, kini mengeluarkan berbagai rasa seperti, rasa soto, kari ayam, soto pedas) mereka juga menawarkan perluasan bentuk produk (contoh: Susu Bendera. Dulu produk ini hanya susu bubuk saja. Namun sekarang, menjadi susu cair, susu kemasan, dan susu kental manis)
·         Pemakaian merk gabungang
Contoh: “PT. Indofood” (memiliki berbagai produk makanan seperti Indomie, Supermi, Popmie, Sunrise, Bimoli, Simas, kecap Indofood dan Promina.)
·         Pemberian Lisensi (Licensing)
Pemberian lisensi-izin menggunakan merk terkenal ke berbagai produk pabrikan lain-merupakan strategi pemasaran yang dilakukan atas dasar prinsip generalisasi stimulus. produk-produk  yang diberi lisensi. (Contoh, Paris Hilton, memberikan lisensi namanya untuk produk parume “Paris Hilton”).
·         Menggenaralisasikan Situasi Pemakaian
Para pemasar tidak hanya berusaha menggeneralisasikan asosiasi yang positif bagi merk mereka melalui perluasan lini produk dan perluasan golongan produk, tetapi beberapa pemasar juga berusaha menggeneralisasikan situasi pemakaian merk-merk mereka yang terkenal. Sebagai contoh: Obat sakit kepala Bodrex, memberi pesan kepada konsumen bahwa produknya adalah obat sakit kepala yang dapat diminum kapan saja walaupun sebelum makan.

       v  PRODUK EKSETNSI
Pengenalan produk yang dikenal untuk perusahaan tetapi yang memiliki fitur atau dimensi yang baru untuk konsumen, tiga jenis ekstensi produk yang mungkin: revisi, penambahan dan repositionings, melihat inovasi dan duplikasi produk baru. Contohnya seperti gambar-gambar dibawah ini.

v  STIMULUS DISKRIMINASI
Kemampuan untuk memilih stimulus tertentu dari antara rangsangan yang sama karena perbedaan persepsi
·         Pengaturan Posisi
Dalam masyarakat kita dimana komunikasi terjadi berlebihan, kunci diskriminasi stimulus adalah pengaturan posisi (positioning) yang efektif, keunggulan bersaing yang utama. Citra atau posisi suatu produk atau jasa yang tertanam dalam pikiran konsumen merupakan hal yang sangat penting bagi kesuksesannya. Contoh: Misalnya, “Aqua”. (contoh ada seorang mahasiswa yang membeli Aqua di kantin, namun si penjual memberinya air mineral “Vit”, disini tebukti bahwa Aqua telah mempositioningkan produknya sebagai air mineral yang telah melekat di benak konsumennya. )
·         Diferensiasi Produk
Kebanyakan strategi diferensiasi produk direncanakan untuk membedakan produk atau merk tertentu dari produk atau merk pesaing atas dasar sifat yang relevan, berarti, dan berharga bagi para konsumen. Penjelasannya adalah bahwa merk yang unggul biasanya yang pertama berada dipasar dan sudah lama “mengajar” konsumen (melalui iklan dan penjualan) untuk menghubungkan merk dengan produk tersebut.

v  Gambar 7.10 Sebuah Model penyejuk Instrumental

 
v  PENGKONDISIAN INSTRUMENTAL
Seperti pengkondisian klasik, pengkondisian instrumental memerlukan hubungan antara stimulus dan tanggapan. Tetapi, pada pengkondisian instrumental, stimulus yang menghasilkan tanggapan yang paling memuaskan adalah stimulus yang dipelajari.
Para pakar teori pembelajaran instrumental percaya bahwa pembelajaran terjadi melalui proses mencoba (trial and error), dimana kebiasaan di bentuk sebagai hasil ganjaran yang diterima untuk tanggapan dan perilaku tertentu. Walaupun pengkondisian klasik berguna untuk menjelaskan bagaimana para konsumen mempelajari berbagai perilaku yang sangat sederhana, pengkondisian instrumental lebih bermanfaat untuk menjelaskan berbagai kegiatan yang kompleks dan berorientasi tujuan.
·         Konsumen belajar dengan cara trial and error proses di mana beberapa perilaku pembelian menghasilkan hasil yang lebih menguntungkan (reward) dari perilaku pembelian lainnya.
Sebuah menguntungkan pengalaman berperan dalam mengajar individu untuk mengulangi suatu perilaku tertentu.

v  KONDISI INSTRUMENTAL DAN PEMASARAN
·         Kepuasan pelanggan (Penguat)
Dimana seorang konsumen merasa senang dengan suatu produk yang dihasilkan. Tujuan semua usaha pemasaran haruslah untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan. Para pemasar harus pasti memberikan produk yang sebaik mungkin untuk uang ysng di bayarkan dan meghindari memperbesar harapan konsumen terhadap kinerja produk ysng melebihi apa yang dapat diberikan produk tersebut.
Contoh, “Salon”. Apabila sebuah salon memberikan pelayanan yang baik, misalnya, mulai dari perwatan rambut, wajah, spa, perawatan kuku nya baik, karyawan salon ramah, mendapat 1 kali creambath gratis setiap 5 kali transaksi, maka konsumen akan merasa puas dan berkeinginan untuk mengunjungi salon itu kembali.
·         Urutan Penguatan
Untuk menentukan kapan sebuah perilaku akan dilakukan. Para pemasar menemukan bahwa kualitas produk harus terus konsisten dan kepuasan pelanggan harus diberikan pada setiap pemakaian agar perilaku konsumen yang diingini terus dipertahankan. Misalnya, “Matahari” memberikan “Diskon” dan memberikan “Buy one Get one”, yang memungkinkan konsumen menerima penguatan yang positif dan mendorong timbulnya keinginan uuntuk berlangganan di “Matahari”.
Para pemasar telah mengenali tiga tipe urutan penguatan: penguatan total (atau berkesinambungan), penguatan sistematis (rasio tetap), dan penguatan acak (rasio variabel). Tidak perlu dikemukakan lagi bahwa produk atau jasa dasar yang diserahkan diharapkan memberikan penguatan total setiap kali digunakan.
·         Menyusun perbandingan pembelajaran distribusi
Seperti digambarkan sebelumnya, pengaturan waktu mempunyai pengaruh yang penting trehadap pembelajaran konsumen. Haruskah jadwal pembelajaran tersebar dalam jangka waktu tertentu (pembelajaran terdistribusi), atau haruskah ditempatkan “pada waktu berdekatan” sekaligus (pembelajaran terkumpul)? Pertanyaan ini penting bagi para pemasang iklan yang merencanakan suatu jadwal media, karena iklan yang terkumpul menghasilkan pembelajaran lebih awal, sedangkan jadwal yang terdistribusi biasanya menghasilkan pembelajaran yang berlangsung lebih lama. Tetapi, jika sasarannya adalah pembelian yang berulang dalam jangka panjang secara teratur, jadwal yang terrdistribusi lebih baik. Jadwal yang terdistribusi dengan iklan yang diulang secara teratur, biasanya menghasilkan pembelajaran dengan jangka lebih panjang dan relatif kebal terhadap penghapusan.
·         Pembentukan Perilaku
Penguatan perilaku yang harus dilakukan para konsumen sebelum perilaku yang diinginkan dapat dilakukan disebut pembentukan perilaku. Pembentukan perilaku meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku konsumen tertentu yang diharapkan. Contoh, “Showroom Mobil”, menggunakan SPG yang cantik agar calon konsumen terdorong untuk mengunjungi showroom mereka. Diharapkan, dengan adanya SPG itu akan menghasilkan penjualan untuk produk mereka.

Sumber :
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar